Sukhoi, dan kemampuan menyimak siswa

Sejak jatuhnya pesawat sukhoi di gunung salak beberapa hari lalu, pemeberitaan di TV di dominasi topik yang sama, munkin itu yang disebut hot news, trend topic, atau apalah namanya. Sebuah tragedi yang kadang malah menguntungkan bagi industri tertentu. Tapi sudahlah, saya tidak mau tahu urusan tersebut, sebab dari berita pula saya dapat mengetahui tragedi tersebut bahkan detail kronologisnya.

Jatuhnya Sukhoi memang tragedi penerbangan yang kesekian kalinya di Indonesia, sebelumnya ada Adam Air yang sampai saat ini tidak diketemukan. Secara langsung tragedi pesawat promosi ini memang menjadi perhatian dunia, karena dibalik sukhoi tersebut ada banyak kepentingan dan industri bukan hanya dari Rusia, tapi negara-negara besar Eropa lainnya.

Di Indonesia sendiri, tragedi tersebut tentu terdengar kesemua kuping rakyat Indonesia berkat akses informasi yang sudah sangat cepat. Sehingga tragedi Sukhoi menjadi topik pembicaraan disana-sini. Juga di Sekolah tempat saya mengajar. Ketika upacar hari senin, kepala sekolah selalu menyinggung tragedi tersebut mungkin untuk i’tibar dan itu bagian dari metode pembelajaran, mengaitkan pembahasan dengan topik terkini.

Dan siswa selalu antusias ketika mendengar atau membicarakan topik tersebut. Saya juga kerap menyisipkan top news tersebut disetiap mengisi kelas baik saat apersefsi maupun materi. Iseng-iseng saya mengadakan survey kecil-kecilan dengan cara “ngobrol” ringan dengan beberapa siswa secara acak dari kelas 1 sampai 5 tentang tragedi pesawat sukhoi tersebut. Hasilnya semua anak bisa menceritakan kejadian jatuhnya pesawat Sukhoi tersebut, bahkan secara detail. Bahkan mereka juga mampu memberi argumen tentang pelanggaran yang di lakukan pilot pesawat naas tersebut yang menurunkan ketinggian diatas standar.

Sungguh luar biasa, dalam waktu kurang dari seminggu anak-anak mampu menyimak topik tersebut dengan sangat detail. Saya membayangkan kalau siswa mampu menyimak pelajaran seperti halnya menyimak topik jatuhnya pesawat sukhoi tersebut. Mungkin hasilnya luar biasa!

Iseng-iseng pula saya bertanya kesesama rekan guru tentang hal tersebut, dan semua guru juga mengungkapkan hal yang sama. Dan saya menanyakan kenapa bisa “segitunya” anak mampu menyerap berita sehingga mampu mengingatnya dengan jelas. Ada beberapa alasan yang dikemukakan rekan guru, diantaranya pemberitaan yang terus menerus dan diulang-ulang, kecepatan dan fasilitas mengakses informasi yang mudah dan dimiliki semua siswa di rumahnya.

Jadi kalau materi pelajaran ingin diserap siswa dengan cepat, maka materi tersebut mesti dibuat trend topic, diulang-ulang. Caranya? Mungkin harus menyewa stasiun TV dan media masa untuk menayangkan materi pelajaran tersebut? Heheeh….

 

Tinggalkan komentar